Selasa, 05 Oktober 2010

Rekayasa Yahudi Menghilangkan Dinar dan Dirham Islam (edisi 5)


  1. Rekayasa Menghilangkan Dinar





Setelah runtuhnya Khilafah Islamiyah tahun 1924 maka Yahudi berusaha menghilangkan dinar dan dirham Islam. Untuk melakukan hal ini tidak dilakukan sekaligus tapi secara bertahap. Awalnya membuat koin 10 dollar gold usa (Ten D.) sebagai ganti dari koin dinar (emas).

Kemudian dirubah lagi menjadi kertas bertulis 10 dollar in gold coin dengan koin Ten D-nya dititipkan sehingga masyarakat tidak memegang lagi koin emas tapi hanya memegang kertas/nota/sertifikat-nya. Kemudian nota-nota dan sertifikat emas mulai ditarik dari peredaran pada akhir 1928.

Pada tahun 1934, presiden Roosevelt melarang masyarakat memiliki koin emas. Masyarakat wajib menukar koin-koin emas kepada uang kertas di bank-bank pemerintah amerika. Di sinilah mulai dihilangkan kata-kata gold coin (koin emas) menjadi 10 dollar us.

Agar bisa mengatur (menjajah) negara lain maka dibuatlah kertas-kertas (yang sama) dengan gambar & istilah berbeda (dolar singapura, rupiah indonesia, ringgit malaysia dll) dan nilai tukar yang telah diatur oleh mereka (1 dolar us = 2 dolar singapura, 1 dolar us = 10.000 rupiah dll) melalui pasar uang yang memanipulasi supply (penawaran) dandemand (permintaan) yang dilakukan oleh bank-bank sentral di bawah kekuasaan mereka.

Terjadilah ketidakadilan yaitu kalau kita bawa 10.000 maka begitu datang ke amerika, nilainya berubah menjadi 1 (langsung miskin) tapi kalau orang amerika bawa 1, begitu datang ke kita, nilainya berubah menjadi 10.000 (langsung kaya). Padahal 1 itu khan tidak sama dengan 10.000, kenapa dianggap sama?

Tapi kalau kita punya 1 dinar (4,44 gr emas 24 karat), begitu datang ke amerika, ya tetap 1 dinar. Kalo kita punya 1 dirham (3,11 gr perak murni), begitu datang ke amerika ya tetap 1 dirham. Sungguh adil, nilainya tetap, tidak berubah, tidak ada yang dikayakan dan tidak ada yang dimiskinkan mendadak.

2. Rekayasa Menghilangkan Dirham

Tahapannya sama dengan rekayasa menghilangkan dinar. Awalnya dengan membuat koin 10 dollar us silver sebagai ganti dari koin dirham (perak). Kemudian dirubah menjadi nota/sertifikat 10 dollar us in silver coin dengan koin peraknya dititipkan.

Kemudian koin-koin perak dan nota-nota ditarik dan harus ditukar dengan kertas yang bertuliskan 10 dollar us (sehingga tidak ada lagi hubungan dengan koin perak). Kemudian dibuatlah kertas-kertas (yang sama) dengan gambar dan istilah berbeda untuk tiap masing-masing negara dengan nilai tukar yang ditentukan oleh yahudi.

Yahudi tahu kalau kertas tidak sama dengan emas (dinar) dan perak (dirham) makanya mereka menimbun emas dan perak, sedangkan kertas dikasihkan ke kita. Anehnya, kita menganggap kertas buatan mereka itu berharga sehingga disamakan dengan emas dan perak.

Kita menganggap kertas itu sebagai penyimpan nilai (kekayaan) dan alat bayar padahal yahudi sendiri menganggap kertas buatan mereka sebagai alat konspirasi (penjajahan). Sebagaimana dalam protokolat zionis yang mereka susun menjadi agenda bersama zionis-yahudi dalam konferensi zionis internasional di Swiss (1897), berkali-kali disebutkan penguasaan dan penggunaan emas sebagai senjata penguasaan manusia.

Dalam butir ketiga Protokolat zionis berbunyi, “Kekuatan uang selalu bisa mengalahkan segalanya. Agama yang bisa menguasai rakyat pada masa dahulu, kini mulai digulung dengan kampanye kebebasan. Namun rakyat banyak tidak tahu harus bagaimana dengan kebebasan itu. Inilah tugas konspirasi untuk mengisinya demi kekuasaan, dengan kekuatan uang”.

Dengan sistem uang kartal buatan mereka, yahudi bisa mengatur dunia dengan mempermainkan nilai takaran mata uangnya terhadap dolar us. Mereka memperkaya diri dan memiskinkan kita sedikit demi sedikit dengan menurunkan nilai mata uang terhadap dollar us.

Apalagi kalau pemegang kekuasaan sebuah negara tidak mau tunduk dan patuh terhadap program Yahudi maka rezimnya akan dijatuhkan, yaitu dengan dianjlokkannya (penurunan) nilai mata uang negara tersebut terhadap dollar us dalam hitungan menit bahkan detik.

Hal ini terbukti kejadian penurunan nilai mata uang beberapa negara seperti di Rusia, Itali, Turki, Jerman, Bolivia, Yugoslavia, Jepang, Korea, Indonesia dan Zimbabwe. Sebagai contoh kejadian di Zimbabwe tahun 2008.

Berawal dari pembangkangan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe terhadap keinginan amerika dan inggris (yahudi) maka nilai tukar mata uang dollar zimbabwe dianjlokkan terhadap dollar us. Uang pecahan 500 juta dollar Zimbabwe yang baru saja dicetak pada Mei 2008 ini hanya bernilai sekitar 2 dollar amerika atau hanya cukup untuk sekali makan saja.

Zimbabwe saat ini pemegang rekor inflasi terbesar di dunia yaitu 2.200.000 % (2,2 juta persen!), parahnya lagi harga-harga melambung begitu cepat hanya dalam hitungan menit bahkan detik tak heran jika karyawan toko-toko di zimbabwe begitu sibuk mengganti label harga jika terjadi perubahan harga.

Pada tanggal 20 Juli 2008, bank Zimbabwe menerbitkan kembali pecahan uang sebesar 100 Milyar Dollar Zimbabwe yang setara dengan 1 dollar us yang merupakan rekor pecahan uang dengan nominal terbesar di dunia.

Makanya kalau tidak ingin ada yang mengganggu nilai kekayaan, peganglah dinar emas dan dirham perak. Dengan dinar dan dirham maka kita berdaulat terhadap kekayaan kita sendiri, tidak ada yang bisa mengotak-ngatik nilainya.

Dan yang paling penting adalah jangan pernah menyamakan nilai dinar dirham dengan uang kartal tapi langsung disandingkan dengan barang sehingga kita bisa terbebas dari penjajahan ekonomi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar